Arus
lalu lintas di Jalan Raya Margonda, Rabu (13/3) pagi, macet akibat
adanya aksi demo ratusan warga Perumahan Anyelir, di depan Kantor Bank
Tabungan Negara (BTN), Depok. Buntut kemacetan mencapai satu kilometer
tepatnya dari pertigaan Jalan Juanda menuju Terminal Depok.
Mengantisipasi
kemacetan tersebut, Satlantas Polresta Depok menerjunkan 20 personilnya
guna mengatur arus lalu lintas di sepanjang Jalan Margonda."Sekitar 20
personil kita turunkan untuk mengatur kelancaran arus lalin. Kita
tempatkan anggota sejak pukul 08.00WIB,"ujar Kanit Turjawali AKP Untung
Mardyani didampingi Kasubnit I Dikyasa Ipda Sunarto dilokasi demo.
Dikatakan
Untung, pihaknya menerjunkan anggota patroli pengawalan sebanyak
dua orang, BM empat orang, Patroli bermotor enam orang , dan anggota
gatur."Tidak ada pengalihan arus, hanya mengatur kelancaran lalu lintas
di lokasi demo,"terangnya.
Ia mengungkapkan, anggota di tempatkan di
tiga titik lokasi demo, diantaranya di depan BTN, BII, dan Balaikota
Depok. Namun demikian, katanya, pihaknya juga siap mengamankan aksi demo
meski berlangsung hingga sore hari."Meskipun aksi demo sampai sore,
tetap kita kawal untuk kelancaran arus lalu lintas. Hal itu sesuai
dengan amanat UU lalu lintas No 22 tahun 2009 tentang memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas),"tandas Untung.
Sementara
itu, Koordinator aksi, Achiduddin Akiel mengatakan, unjuk rasa
dilakukan untuk menuntut legalitas surat - surat kepemilikan rumah.
Mereka berunjuk rasa BTN sebagai pemberi Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Warga menuntut hak mereka yang telah membayar sejak tahun 2010 namun
hingga kini belum memperoleh surat - surat legalitas. Warga
mengaku merasa dibohongi karena sudah empat tahun, mereka tidak
mendapatkan kejelasan apapun.
"Ada 300 kepala keluarga yang sampai
sekarang belum memiliki legalitas, kami merasa dibohongi pihak
developer, surat - suratnya tidak lengkap alias bodong, kami curiga ada
kongkalikong pihak bank dan Pemkot," tukasnya