Menurut Ketut, tingginya jumlah penindakkan tersebut karena dalam operasi zebra tahun ini menggunakan pola 80 persen tindakan represif, 10 persen tindakan preventif, dan sisanya 10 persen preemtif. Sedangkan tahun 2012 lalu menggunakan pola 40 persen preventif, 40 persen preemtif, dan 20 persen represif,"Pola tahun ini sangat efektif dan berhasil mengurangi angka kecelakaan 55 persen,"katanya.
Dari 3615 bukti pelanggaran, lanjut Ketut, pelanggaran terbanyak didominasi oleh pengendara berstatus karyawan/swasta sebanyak 1412, disusul pelajar dan mahasiswa sebanyak 872 pelanggaran, pengemudi 856 pelanggaran, pegawai negeri sipil 159 pelanggar, dan sisanya 316 lain-lain."Jumlah pelanggar tahun ini meningkat sebanyak 1356 persen. Namun secara kualitas dan kuantitas angka kecelakaan menurun. Jumlah kecelakaan tahun 2012 mencapai 20 kasus dengan korban meninggal sebanyak 4 orang. Tahun ini jumlah kecelakaan sebanyak sembilan kasus dengan korban meninggal dunia satu orang."ungkapnya.
Ketut menambahkan, upaya lain mengurangi angka kecelakaan lalu lintas juga dilakukan unit Dikyasa dan Turjawali. Sosialisasi keselamatan lalulintas gencar dilakukan kepada masyarakat, komunitas, pelajar, mahasiswa dan anggota TNI."Sosialisasi juga dilakukan melalui media cetak dan elektronik,"terangnya.
Karena itu, Ketut mengimbau kepada pengendara agar selalu tertib dalam berlalu lintas, dan diharapkan bisa menjadi pelopor keselamatan berlalulintas,"Jadikan keselamatan sebagai kebutuhan,"tandasnya
