Jalan
Raya Parung-Ciputat yang masuk wilayah Kota Depok menjadi titik rawan
kecelakaan. Berdasarkan data yang dimiliki Satlantas Polresta Depok,
jumlah kecelakaan lalu lintas selama tahun 2012 mencapai 426 kasus, 38
diantaranya meninggal dunia. Dari jumlah tersebut Jalan Raya
Parung-Ciputat menjadi penyumbang terbesar dengan angka kecelakaan
mencapai 44 kasus.
Menurut Kanitlantas Polsek Sawangan, Iptu Rasman.
Tingginya angka kecelakaan di Jalan Raya Parung-Ciputat disebabkan
kondisi jalan yang lebar, halus, namun tidak ada pembatas jalan. Dengan
kondisi jalan yang lebar, menyebabkan para pengendara sering memacu
kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Padatnya volume kendaraan roda dua
dan kekurang hati-hatian para pengendara terkadang menimbulkan
kecelakaan lalu lintas yang tidak diketahui petugas.”Kecelakaan terjadi
karena Jalan Raya Parung tidak ada separator. Terutama pengendara
sepeda motor, mereka sering mendahului tampa melihat situasi,”kata
Rusman saat ditemui di Pertigaan Yappan, Sawangan, Depok, kemaren.
Dikatakannya,
kecelakaan lalu lintas sering terjadi di depan pertigaan Bojong sari,
Reni Jaya, dan Perempatan Gaplek."Kasus kecelakaan perbulan rata-rata
mencapai 10 kasus. Kecelakaan lebih di dominasi kendaraan roda
dua."ungkapnya.
Penyebab lain terjadinya kecelakaan, lanjut Rasman,
kurangnya lampu penerangan jalan di sepanjang jalan Raya Parung-Ciputat.
Penerangan jalan hanya terdapat di beberapa lokasi, sementara di banyak
lokasi masih remang-remang bahkan nyaris gelap. Lampu penerangan jalan
tidak terpasang seluruhnya di sepanjang jalan. Wilayah yang paling
gelap, mulai dari ruas perempatan Gaplek, Tangerang Selatan, sampai
pertigaan Bojongsari, Depok.
Untuk
mengurangi angka kecelakaan tersebut, kata Rasman pihaknya telah
berupaya mensosialisasikan tentang kesadaran tertib berlalu lintas
kepada masyarakat. Diantaranya penyuluhan di tingkat kelurahan dan
komunitas tukang ojeg.“Saya mohon bantuan masyarakat agar dapat
menciptakan kamseltibcarlantas,”tandas Kanit.(wandy)